Wednesday, June 13, 2012

FAKTA ISU RCI : TS HARIS SALEH BAGI PUKULAN TKO PADA PAKATAN !

Daily Express) - "It is the policy of the Federal Government since the late 1960s or early 1970s that anybody who is eligible to become citizen would be entertained and granted. This is particularly true to the refugees from Indo-China and later Philippines. The late Tunku Abdul Rahman Putra, Malaysia's first Prime Minister announced publicly and openly, the policy that the Federal Government would accept and take Muslim refugees from Myanmar and that non-Muslims could go to Australia, Europe or USA."
Former Chief Minister Tan Sri Harris Salleh said it is not necessary to serve a subpoena on him to appear before the Royal Commission of Inquiry (RCI) on illegal immigrants in Sabah when it begins hearings.
"I confirm that I will attend at any time, at any place to give evidence and information on the issue of illegals. There is no need to serve a subpoena on me, it is hoped that those people will lower their blood pressure after reading this statement," he said.
"First of all, it must be emphasised and stressed that the power of granting citizenship and issuing identity cards are vested with the Federal Government under the constitution and law", he said, in the statement, Monday.
This power, he said is now vested with the Ministry of Home Affairs and under the Constitution, the Federal Government can grant citizenship to anyone at anytime even after a few days of arrival, if it deems that person is of national interest.
"This is very clear and written in black and white. Thus, the most any person can do is to help make an application and make recommendation for those eligible to apply for either a permanent stay or citizenship," he said.
"Secondly, if my memory serves me right, it is the policy of the Federal Government since the late 1960s or early 1970s that anybody who is eligible to become citizen would be entertained and granted.
"This is particularly true to the refugees from Indo-China and later Philippines. The late Tunku Abdul Rahman Putra, Malaysia's first Prime Minister announced publicly and openly, the policy that the Federal Government would accept and take Muslim refugees from Myanmar and that non-Muslims could go to Australia, Europe or USA.
"Tunku made this announcement when there were tens of thousands of Myanmar Rohingya refugees coming to Malaysia. It is expected that most of these refugees are now citizens.
"Tunku Abdul Rahman said very clearly in no uncertain terms that those refugees, who are Muslim can stay in Malaysia and would be granted citizenship. This policy is still valid today as the present Prime Minister Datuk Seri Najib Tun Razak just a year ago signed an agreement with Australia on a refugee swap with Muslim refugees in Australia coming to Malaysia and non-Muslims going to Australia," he said.
Harris said thus, over the years out of the few hundred thousand Philippine refugees in Sabah, some were issued with IMM13 to allow them to stay in Malaysia, and they must have been accorded citizenship.
Hence, the population increase is a little higher than normal.
On the issue of illegal workers in Sabah, it appeared that there is no study being carried out as to why both employers and employees are at fault, knowing full well the severity of the punishment in store.
However, as pointed out from time to time there were about 200,000 illegal workers who came in legally with passports but over time and due to poor treatment by contractors and high government fees and changing policies, both employers and employees opted to illegal practices.
"It must be noted here that being illegal workers, life is like hell.
They cannot travel around as they like and they will be arrested.
The flow of workers from Indonesia is not going to be forever.
"The Indonesians and Indonesian Government are just 'sakit hati' and waiting for the day when the Indonesian workers will work in their own country. This is happening in Hong Kong where 10 years ago mainland people worked in Hong Kong and now it is the other way around," he said.
In conclusion, Harris said it was puzzling as to why calls for the establishment of the RCI is becoming more and more easy these days.
"Little issues such as people jumping from an apartment and the infamous Lingam tape does not need a RCI.
All these can be handled by the police," he said.
In the United Kingdom which has introduced the RCI more than 500 years ago, one never noticed any RCI being appointed on many important issues unlike in Malaysia.
"It is further noted that the Teoh and Lingam cases were just a waste of time to the commission panels and waste of government money," he said.

15 comments:

Anonymous said...

Ultrakiasu juga ada kuasa dalam soal memberikan kerakyatan.

DI TANGAN ULTRAKIASU...entah berapa ribu ic biru diberikan kepada warga asing...

Warga asing dapat taraf warganegara Temasek bukanlah tohmahan tetapi fakta benar...

Warga asing yang kini dapat tarah warganegara Temasek jelas dapat dilihat dalam komposisi pasukan bola yang kecundang di tangan Harimau Malaya.

Soalnya apakah pemberian taraf warganegara jadi isu di pulau Temasek yang diperintah oleh suku-sakat ultrakiasu?

Tidakkan?

Apa maknanya?

Ini membuktikan, kuasa memberikan kerakyatan adalah milik pemerintah mana-mana negara dan ia tidak boleh dipertikaikan sebagaimana hak seorang bapa untuk mengambil anak angkat tidak harus dipertikaikan.

IKHLAS

Anonymous said...

correk correk correkk...

is really wasting public money to such stupid inquiry to handle lingam case ....

fuck lingam and his mother at any corners...

Anonymous said...

you're right sir. cant agree more. well said.

Anakbukitgantang said...

well said Tan Sri Harris

Bingai @ Bangang said...

masih lagi ada yang mempertikaikan bahawa Malaysia ialah Negara Islam?

Anonymous said...

Tq Tan Sri

Sebagai Sabahan saya bangga pernah dipimpin oleh Tan Sri satu masa dulu dan sebagai seorang musliam saya bangga kerana dibawah pemerintahan sekarang inilah nasib orang islam terus terbela...bukan setakat kita membela orang islam yang lahir dinegara ini malah orang islam (saudara seagama) kita yang memerlukan bantuan kita.

Inilah kelebihan pemerintahan negara kita....kita berjunag bukan setakat untuk bangsa dan negara malah untuk agama kita ....

Hidup UMNO

Terima kasih Tan Sri
Terima Kasih Dato Sri Najib
Terima Kasih Ayahanda Tun
Terima Kasih kepada semua yang bermati-matian memperjuangkan kalngsungan umat islam dibumi bertuah ini

SABAHAN....

tobeng said...

Daripada sebuah negeri yg bermajoriti kristian,akhirnya Sabah sudah jadi negeri majoriti Islam.Ini satu rahmat besar.Siapa agaknya yg tak puas hati?Faham2 sendiri sebab isu ini agak sensitif.Yg pasti pakatan rakyat sangat2 tak berpuas hati.Ini isu mereka.Sebab apa?Sebab pakatan dikuasai oleh kafir.

S'pork dah lama buat polisi ini.Iaitu mengambil warganegara asing dari negara China terutamanya untuk dijadikan warga s'pork.Cuma s'pork pilih yg berbakat dan berkualiti.Ini bertujuan untuk mengekalkan majoriti kaum cina di s'pork yg kurang beranak.Sebab jika dibiarkan orang Melayu yg lebih produktif akan meningkat peratusannya drp 14% mungkin akan menjadi 20% dan seterusnya.

Orang Melayu dan India s'pork tak berani bersuara sebab dasar pemerintahan maharaja lky yg tegas dan bilangan bukan cina yg sedikit di negara cina spork.

Anonymous said...

Jangan tak tahu.Cina dan india juga ramai yg jadi warganegara Malaysia 'senyap2' di negara ini.Berapa ramai yg 'dibawa masuk' dr negara china dan india ke sini dan akhirnya dapat taraf penduduk tetap dan warganegara.Tapi kebanyakan kita tak sedar perkara ni.Cuba cek di JPN kalau nak tahu.

Ingat lagi majlis penganugerahan taraf warganegara kepada ribuan kaum india tak lama dulu oleh seorang menteri.Konon2 diorang tak ada ic selama ini sebab buta huruf dsb.Betul ke?

Anonymous said...

Tabik TS Haris Salleh...Saya juga anak jati Sabah pernah dipimpin oleh TS Haris Salleh semasa menjadi Ketua Menteri era Berjaya. Bagi saya dibawah pimpinan TS Haris Salleh tidak kurang hebatnya membangunkan negeri Sabah ketika itu dan setika masa itu Ts Haris Salleh dapat nama jolokan Tun Mahathir Sabah.
Mengenai Pendatang Asing di Sabah mungkin amat rumit kita hendak jelaskan secara detail selain Geografi negeri yang bersempadan dengan Filipina dan Indonesia.Laluan yang begitu mudah, warga Filipina dengan mudah masuk melalui Laut dan warga Indonesia melalui Laut dan Darat. Sabah dikelilingi oleh lautan dan hutan bersempadan dengan Kalimantan Indonesia yang begitu panjang dan luas.
Alasan pihak berwajib yang sering kita dengar adalah kekurangan anggota dsb.
Cuba anda pergi ke Bandar Semporna, Sandakan, Kota Kinabalu, Tawau, Lahad Datu,Keningau, Kota Marudu dan lain-lain bandar besar, anda akan berasa seolah-olah berada dinegara Filipina atau Indonesia. Tumpuan paling ketara adalah di Pasar-Pasar. Warga asing ini bukan lagi menjadi pekerja haram tetapi ada yang sudah menjadi saudagar dengan menyewa lot-lot kedai besar. Kalau anda berkunjung ke bandar Kota Marudu mungkin anda aka tertanya-tanya mengapa ramainya warga Pakistan mempunyai kedai barangan elektrik, restoran dan lain-lain lagi..
Perkara ini bukan saja berlaku di Sabah tetapi di Semananjung yang lebih HEBAT cuba anda ke Pasar Borong Selayang, Chowkit dan sekitarnya..? Anda seolah-olah berada dinegara asing juga..
Mengenai Pekerja asing...! Cuba anda datang dan berkunjung ke Restoran Mamak sekitar KL..rata - rata pekerja adalah PATI.Ini berlaku didepan mata pihak berwajib dimana semua pihak penguatkuasa berpusat di Putrajaya. Kalau diSabah dan Sarawak tentulah lebih teruk lagi.
Yang penting disini SEJAUH MANA PENGUATKUASAAN PIHAK BERWAJIB MELAKSANAKAN PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG SECARA BERKESAN. KITA SELALU MELIHAT OPERASI DAN SERBUAN DILAKUKAN TETAPI "IBARAT CUBA MENGASINGKAN AIR DITALAM" SELEPAS SERBUAN DAN BELUM PUN PIHAK PENGUATKUASA SAMPAI KEPEJABAT MAKA TEMPAT DISEBU TADI KEMBALI NORMAL..
Satu lagi contoh mengenai Pekerja PATI dikedai dan Restoran Mamak, saya sering juga melihat pegawai atau anggota Penguatkuasa menjamu selera direstoran yang mana semada bukan urusan atau kuasa dan mungkin tidak kenal akan warga PATI yang melayan mereka maka terbiar begitu sahaja kesalahan Pengusaha restoran yang menggaji PATI.Saya amat yakin pekerja restoran mamak tidak ada permit sah untuk berkerja disebakan bayaran yang mahal dan juga pekerja terbabit tidak ada Pengenalan diri atau Passport Kalau ada pun Restoran Nasi Kandar yang Besar sahaja mempunyai pekerja India yang sah.
Rangkuman perkara yang disuarakan oleh TS Haris Salleh itu amat saya setuju dan sokong...Janganlah asyik RCI sahaja dan di Sabah atau Sarawak tetapi pihak berwajib harus membersihkan dulu depan rumah sendiri barulah bersihkan rumah lain..Persekutuan berada di Semananjung bukan di Sabah..Jadi logiknya bersihkan diPusat dulu.RCI bukan percuma operasinya dan masa...jangan bazirkan wang rakyat semata-mata kerana mengikut rentak Pembangkang...Pembangkang jika betul-betul nak menjadi hero cuba tubuhkan sendiri RCI dibawah PR dan siasat PATI di KUALA LUMPUR.BERSIHKAN PATI DARI CHOWKIT.Jika ada penguatkuasa minat maklumat lebih saya dengan sukacita boleh membantu memberi maklumat lagi boleh menhubungi saya melalui ruangan ini.Saya berada disekitar KL. Oleh Tanak Kampong Sabah.

Anonymous said...

Terima Kasih Tan Sri,

Terima kasih kepada moyang (Tun)Datu Mustapha dan pemimpin2 Bumiputera(Melayu) Islam di Sabah kerana bersetuju menerima UMNO dan menjadikan bumiputera ISLAM bersatu dalam satu parti Politik dan membolehkan kita bersatu dgn SAHABAT-SAHABAT Non-Muslim yang lain tanpa sebarang prasngka cuma sehinggalah sekrang ini...seolah2 ada pihak yang cuba melaga2 kan kita.


Benar walau pun kita telah lama bersatu dan merdeka bersama2, cuba perhatikan andai kalian pergi ke Sabah dan cuba perhati lebih dekat anda akan dapati seolah2 terdapat perbezaan antara Sabah pantai timur dengan Sabah pantai barat

Point saya sebenarnya tentang Perpaduan dalam di kalangan Masyarakat Sabah yang agak lemah dan mudah berlaku perpecahan andai ada pihak2 berkepentingan sengaja menjadikan isu ini.

Saya berasal daripada Pantai Timur Sabah seringkali jugak menahan telinga apabila sahabat-sahabat dari pantai barat majoritinya akan menyatakan Orang Bugis/Banjar/Buton berasal dari Indonsia/Org Bajau/Suluk dari Philipne seolah2 tiada hak terhadap SABAH.

Asas saya mudah sahaja.
Mana2 individu/kaum yang tidak mempunyai dokumen sebagai warganegara Malaysia itulah yang kita layak katakan PATI tanpa melihat faktor bangsa individu itu.

Dan saya agak terkilan kenapa kita yang Beragama Islam dan memang telah berada dalam Rumpun/Kepulauan Borneo ini sejak lama dulu dipertikaikan sebgitu rupa dan hal ini berbeza sekali penerimaan dan layanan daripada mereka dari Negara Besar.

Saya bersetuju sekiranya mereka yang tanpa dokumen itu selayaknya tidak mempunyai tempat di bumi Sabah ini dan sekiranya mempunyai bukti berlaku pelanggaran undang2 sila bersama2 kita kita memeranginya.

Cukup2lah kita berhenti daripada saling mempertikai asal kita di bumi Sabah ini.
Janganlah berulang lagi kisah2 Sedih zaman pemerintahan sebelum ini (PBS) mari kita as SABAHAN bersama2 menguatkan perefahaman kita

Kita berbeza AGAMA tidak semestinya kita boleh hidup bersama-sama. Bukankah sebelum ini Toleransi kita as SABAHAN dipandang begitu tinggi walau pun berbeza AGAMA

p/s Mari kita bersama-sama memerangi PATI.

Anonymous said...

PEMBETULAN :

Kita berbeza AGAMA tidak semestinya kita ** boleh hidup bersama-sama. Bukankah sebelum ini Toleransi kita as SABAHAN dipandang begitu tinggi walau pun berbeza AGAMA

Anonymous said...

pEMBETULAN ..


Kita berbeza AGAMA tidak semestinya kita TIDAK boleh hidup bersama-sama.

Anonymous said...

Saya Tanak Kampong Sabah telah berada di semananjung sejak 1979 lagi sehingga sekarang dan sering berulang alik balik ke Sabah. Mengenai ISU agama dan Bangsa ( suku Kaum ) saya boleh katakan Warga Sabah telah lama mempraktikan Perpaduan yang jitu atau sekarang 1Malaysia. Rata-rata masyarakat berbilang bangsa atau suku di Sabah boleh bercampur tidak mengira bangsa atau agama dan sampai kita pun tidak mengetahui agama atau bangsa mereka kecuali bila telah berjumpa dan berbual bertanya khabar. Masyarakat Sabah ramai yang telah berkahwin bercanpur bangsa atau suku dan wujudlah tali persaudaraan yang ramai berbilang suku kaum kecuali yang telah diRASUK KEPENTINGAN POLITIK. Tetapi jauh beza jika kita perhatikan pergaulan masyarakat di Semananjung terdapat juga jurang pergaulan antara bangsa Melayu,India dan Cina begitu juga fahaman dan TAAT SETIA kepada Negara.Ada juga warganegara Malaysia yang tidak fasih berbahasa Malaysia ( saya sendiri Jumpa )
Mengenai ISU PATI di Sabah seperti dalam tulisan saya sebelum ini adalah begitu sukar untuk dihapuskan tanpa kerjasama banyak pihak selain Geografi negeri Sabah itu sendiri.Dan yang penting KEBERKESANAN PELAKSANAAN PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG OLEH PIHAK BERWAJIB.
Adalah wajar dibersihkan Kuala Lumpur dulu daripada dilimpahi PATI yang terang-terangan berada didepan tanggan KDN dan Agensinya- Immigeresen dan PDRM dsb.
Wajarkah Agensi Penguatkuasa tidak mengetahui wujudnya PATI bekerja di Restoran-restoran disekitar KL..?
Isu Pati diambil bekerja tanpa permit ini juga mengurangkan Peluang warga tempatan mendapat pekerjaan disebakan semua tempat kerja dipenuhi oleh PATI.
Adakah pihak Imigeresen sekadar melakukan Operasi untuyk tangkap Pekerja tapi bagaimana dengan Tauke Perniagaan - contohnya Restoran-restoran yang menggaji PATI..? Liciknya bila ada operasi pekerja akan diarahkan keluar premis dan lari..Oleh Tanak Kampong Sabah diPerantauan.

Anonymous said...

Kita semua tahuuuu. Tapi salah siapa? Menteri tu tak kan tak tahu. Pemimpin Melayu jugak yg menghancurkan org Melayu.

dusunese said...

Walaumacamana sekali pun..saya tetap tidak sokong harris salleh..sabah tidak ada agama rasmi..non muslim dianggap kafir...kami ada agama bah,kmi bukan kafir..